Sabtu, 19 Mei 2012

didalam sebuah genggaman

Wah bintangnya ketip ketip
bintang genit
Bintang gatel
bintang bintang keladi
Gemerlap menerangi
putih menyilaukan
Tatapan tajam matamu
liar mengarungi jiwa
Merasuk dan menyentuh nadi ini
alirkan panas kesetiap relung yg beku
Seketika merubah haru menjadi tawa
resah pun perlahan sirna
Kau pelangiku
yg slalu kurindukan
Indahkan ku layaknya bidadari
menemani tiap rapuh pijakku
Mewarnai langit mendung
lenyapkan ketakutan
Bangkitkan
 lepaskan
Biarkan berekpresi
rindu makin tak bertepi
Apa maunya hati 
 hingga lelah menanti
Tersandar dibahumu
kuceritakan ttg rumput yg hijau 
dan kunang2 yg bersinar itu
bertaburan di gelapnya malam
Menyinari
jiwa kerdil ta bernyali
Yang terperangkap dalam sudut gelap
tak berteman
Ingin rasanya terbang
terbias oleh sinar matahari 
Membakar tubuh ini
biar hilang semua angan kenangan
yg dulu menyentuh jiwa ini untuk menangis
pahit luka memar terpaku 
Menusuk hati yg rapuh
pahit luka yg tak kunjung sembuh 
Hanya alam bisa membawa kedamaian
ketenangan
Harapku tanpa kesepian
penuh khayalan
Penuh harapan
secerah bulan purnama 
Kenapa bukan mentari?
krn kunang2 tak terlihat di siang hari
Dan dengan sinar yang tak menyilaukan
puncak ketenangan
kuteteskan air mata haru
sampai kpn terus menanti
Kubertanya pada rumput itu 
berharap tak seorang pun tau
Hanya angin yg membawa
lalu menghilang
Seperti kabut dipagi buta
samarkan kata demi kata 
Untuk kutuliskan dikertas putih 
 isyarat hati yg tak terungkap
Tuangkan saja, goreskan saja
namun terasa hambar saat akan memulai
Demi sebuah senyuman
untuk sorot mata yg mengagumkan
Teruskan goresan itu, berjuanglah

@gananggetih
@armithaseha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar