Rabu, 07 Maret 2012

tulisan diantara sudut keramaian malam itu...

Lihatlah...
ada lampu menyala...
disudut hening dalam keramaian
kita bercanda tawa merubah suasana
Kita menyelami cahaya
menebar rana pada setiap hati yang merana
"cinta" gumam lelaki di sudut itu
Ia kesepian barangkali
atau memimpikan kekasihnya yang telah berumai dengan Tuhannya
berbicara tentang cinta, kesepian dan lelaki pada sudut sana
tak sadarkan bahwa disatu sudut berlawanan itu
ada wanita bernasib sama
bisakah kita meminta Tuhan untuk memperkenalkan mereka
walau dalam sudut yang berbeda
Kutukan cinta, itu yang selalu mengganggu dibalik selimutnya, setiap malam
pernah Ia menjalin cinta dan memuja diujung sudutnya
tapi begitulah cinta umurnya tak lebih panjang dari satu hari
"kenapa?" Ia bertanya pada dirinya
ketika aku tersadar dikeheningan malam
yang sangat aku cintai, ternyata tak ada yang bernama "cinta sejati" diduniaku
dan memang tak ada yang bisa dijadikan pedoman untuk membuktikan
bahwa memang "cinta sejati" itu ada
ayah dan bunda ternyata bukan cinta...
aku semakin ragu dengan cinta
kadang aku berfikir kenapa Tuhan menciptakan cinta?
Ah, Tuhan mungkin yang memiliki cinta
Dia semakin suka ketika manusia-manusia bertebaran diatas alam raya
Tuhan menciptakan cinta didunia sebagai kedok
agar manusia dapat mengembangkan manusia dengan seks.
Ah, aku semakin ragu dengan cinta yang ada didunia
Apakah manusia mencintai agar bisa menikmati seks
Jika tidak, aku ingin ada orang yang menunjukkan kepadaku
cinta atas nama cinta, cinta atas apa saja
dalam otakku pasti tujuan mereka adalah seks
Ah, aku tak tau....
Aku meragukan cinta, bahwa cinta itu benar atas nama cinta
Apakah cinta dan air mata saling berhubungan?
lalu, canda tawa, senyum, apakah arti dari semua itu?
Apa yang bisa membuat berekspresi sedih, senang, kecewa, haru, 
menangis, tersenyum, marah, tertawa? apa itu?
sungguh aku tak bisa memahami
Apakah kita bisa memahami jawaban Tuhan atas pertanyaan yang kita ajukan?
Pemahaman dalam keheningan pun masih belum bisa membuat diriku yakin atas semua ini
Dan sampai kapankah kita terjebak dalam kenistaan dunia ini?
Malam semakin larut, aku juga semakin kehilangan diriku seperti senja yang kehilangan cahaya
semakin gelap saja. Apakah arti "aku" jika tak bisa merasakan cinta. "Absurd"
Cahaya lampu masih menyala...
Tetapi malam selau menemani kita dengan sepi suasananya, apalah arti lampu bila bulan pun lebih terang.






By: Armitha Seha dan Haris Suhud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar